Madiun, INFO_PAS — Kegiatan Skrining TBC (Tuberkulosis) hari kedua bagi Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas IIA Madiun sukses dilaksanakan, Rabu (27/8). Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Lapas Pemuda Madiun dengan Dinas Kesehatan Kota Madiun, Puskesmas Ngegong, dan Rumah Sakit Paru Dungus.

 

Skrining ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Dinas Kesehatan Kota Madiun Nomor 440/2127/401.103/2025 tentang pelaksanaan skrining TBC melalui intervensi Rontgen Dada (CXR), yang bertujuan untuk mengoptimalkan angka penemuan kasus TBC secara aktif dan masif, khususnya pada kelompok komunal yang berisiko tinggi terhadap penularan, seperti di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan).

 

Sebanyak 200 Warga Binaan Lapas Pemuda Madiun mengikuti kegiatan skrining tersebut. Tahapan kegiatan dimulai dengan skrining gejala oleh tim dari Dinas Kesehatan Kota Madiun, dilanjutkan dengan pemeriksaan Rontgen Dada (CXR) oleh tim medis dari RS Paru Dungus.

 

Dari hasil skrining awal, ditemukan 39 orang Warga Binaan yang terindikasi suspect TBC. Mereka kemudian menjalani pemeriksaan lanjutan melalui foto rontgen dada. Untuk memastikan diagnosis, sampel lanjutan dikirimkan ke Laboratorium RS Paru Manguharjo Madiun untuk dilakukan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM).

 

Kegiatan ini juga didampingi oleh petugas Lapas Pemuda Madiun dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Ngegong. Setelah seluruh rangkaian pemeriksaan selesai, para WBP dikembalikan ke blok hunian masing-masing. Pelaksanaan skrining berjalan dengan tertib, aman, dan kondusif.

 

Kepala Lapas Pemuda Madiun, Wahyu Susetyo, menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

 

“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi yang terjalin antara Lapas dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas Ngegong, dan RS Paru Dungus. Ini adalah bentuk nyata komitmen bersama dalam menjaga kesehatan Warga Binaan sebagai bagian dari pemenuhan hak dasar mereka,” ujar Wahyu.

 

Sementara itu, Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Binadik), Setyawan Nugroho Endiyanto, juga menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah penyebaran penyakit di lingkungan lapas.

 

“Kegiatan ini sangat penting untuk mencegah penyebaran TBC di lingkungan lapas yang padat dan berisiko tinggi. Dengan adanya skrining rutin seperti ini, kita dapat melakukan penanganan lebih cepat dan tepat,” jelas Endiyanto.

 

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam program pengendalian TBC di lingkungan pemasyarakatan, sejalan dengan target eliminasi TBC nasional tahun 2030. (Humas Lapas Pemuda Madiun)